bontangpost.id – Pandemi wabah Covid-19 berimbas ke sektor pendidikan. Pembelajaran di kelas secara tatap muka tidak dapat dilakukan pihak sekolah. Pemerintah pun telah menganjurkan agar pembelajaran disampaikan lewat daring. Akan tetapi, masih ada pelajar yang tidak memiliki sarana penunjang. Akibatnya sekolah harus mencarikan solusi sehubungan hal itu.
Kondisi ini terjadi di SMPN 6 Bontang. Sekolah yang berada di daerah perbatasan Bontang-Kukar ini memiliki 10 pelajar dengan keadaan demikian. Menyebar di kelas X hingga XII. Kepala SMPN 6 Mukono menyebut, guru selalu siaga berada di sekolah tiap harinya.
“Jadi, guru tetap melayani mereka yang tidak terjangkau jaringan atau daring. Bentuknya tetap dengan pembelajaran di kelas,” kata Mukono.
Dalam sepekan, proses tatap muka dilakukan tiga kali. Penyampaian materi dilakukan selama dua jam. Tiap jamnya diisi satu mata pelajaran. Sisanya pelajar tersebut diberi selebaran materi dan penugasan. Rata-rata satu kelas itu hanya diisi oleh 3-4 pelajar.
“Nantinya tugas itu bisa dikerjakan di rumah. Pengumpulannya pun bisa melalui teman yang dekat rumah. Karena tugas dikirim berbentuk foto,” ucapnya.
Sementara, total pelajar yang dominan mendapatkan pembelajaran luar jaringan (luring) di SDN 003 Bontang Selatan sebanyak 75 siswa. Kepala SDN 003 Bontang Selatan Henriani menyebut bahwa rata-rata tiap angkatannya terdapat lima siswa yang menempuh skema pembelajaran demikian.
Menurutnya, pelajar tersebut masuk klasifikasi tidak memiliki gawai atau kesusahan dalam pembelian paket data internet. Akibatnya orangtua harus datang ke sekolah untuk mengambil materi pembelajaran.
“Orangtua yang datang, siswa tidak diperbolehkan karena situasinya pandemi Covid-19,” kata Henriani.
Selain itu, pelajar dapat mendapatkan pembelajaran skema daring melalui fasilitas teman terdekat huniannya. Tenaga pengajar telah menempuh peningkatan sumber daya manusia terkait metode pembelajaran ini, beberapa hari lalu.
“Jadi, untuk yang daring, kami menggunakan video telekonferensi untuk penyampaian materi. Sementara penugasan kami kirim ke grup paguyuban tiap kelasnya,” ujarnya.
Nantinya jawaban siswa dikumpulkan dalam bentuk foto. Melalui media yang sama saat tugas diberikan. Diketahui, hasil inventarisasi sementara tercatat 2.140 pelajar SD-SMP masih dominan mendapatkan pembelajaran via luring. Persentase tertinggi terdapat di SD negeri. Angkanya mencapai 11 persen atau 1.346 siswa. Dari 12.153 siswa di SD negeri. (*/ak/far/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post