SAMARINDA – Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail masuk dalam radar bakal calon wakil gubernur (cawagub) untuk Yusran Aspar. Bupati Penajam Paser Utara (PPU) ini menyebut, Nusyirwan merupakan opsi kedua cawagub yang akan digandengnya apabila opsi pertamanya dengan mantan Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam urung terwujud.
Ditanya terkait keinginan bakal calon gubernur (cagub) dari Partai Gerindra tersebut, Nusyirwan menyatakan memang pernah ada komunikasi seperti itu. Yaitu komunikasi antara dirinya dengan Yusran untuk opsi menjadikannya sebagai cawagub. Namun komunikasi tersebut tidak lantas dijawab Nusyirwan.
“Memang ada komunikasi dengan beliau, untuk opsi cawagub bersama beliau. Tapi saya menyarankan untuk dikomunikasikan detail dengan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai NasDem,” kata Nusyirwan melalui pesan singkatnya kepada Metro Samarinda, Rabu (20/12) kemarin.
Menurutnya, proses pencalonan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018 merupakan pembicaraan antar partai. Sehingga dalam hal ini, Gerindra dan Yusran patut berkomunikasi intensif dengan Partai NasDem yang merupakan partai tempat Nusyirwan bernaung. Barulah nantinya akan diputuskan bagaimana sikap yang akan diambil.
Kata Nusyirwan, dirinya dan Yusran memiliki kesamaan yaitu sama-sama dibesarkan sebagai birokrat di pemerintahan. Sehingga dia mengaku hubungannya dengan Yusran terbilang baik. Dalam hal ini, telah terjalin komunikasi yang sangat baik antara Nusyirwan dengan Yusran. Hal itu telah terjadi sejak lama. “Maklumlah kami sama-sama besar di birokrat,” tambahnya.
Lantas bagaimana bila kemudian DPP memberikan restu kepada Nusyirwan untuk berpasangan dengan Yusran? Nusyirwan masih enggan memberikan jawaban. Dalam hal ini, dia hanya menunggu arahan dari DPP terkait keputusan pencalonan nantinya. “Saya tunggu saja arahan DPP. Saya ini kan kader partai,” tegas Nusyirwan.
Orang nomor dua di Kota Tepian ini memang sebelumnya mengutarakan keinginan untuk ikut bertarung dalam Pilgub Kaltim 2018. Yaitu dengan mendaftar dalam seleksi cawagub di Partai Golkar untuk mendampingi Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) nonaktif Rita Widyasari yang sebelumnya didaulat sebagai cagub partai berlambang beringin tersebut.
Namun setelah penangkapan Rita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, nasib seleksi cawagub Partai Golkar belum jelas. Malahan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kaltim yang kini dipimpin Sofyan Hasdam sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua tengah mencari opsi baru pasangan calon (paslon) yang akan diusung dalam pilgub nanti.
Sementara apabila Yusran jadi menggandeng NasDem dengan Nusyirwan sebagai wakilnya, maka Gerindra yang di DPRD Kaltim memiliki enam kursi akan mendapat tambahan tiga kursi. Sehingga baru terkumpul sembilan kursi, masih belum cukup untuk mengusung paslon.
Kekurangan kursi itu konon bakal diisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang memiliki keterwakilan lima kursi di DPRD Kaltim. Sehingga terjalin koalisi Gerindra, NasDem dan PAN. Dengan jumlah keseluruhan empat belas kursi.
”Kalau itu terjadi, saya bisa berpasangan dengan Nursyirwan Ismail,” ungkap Yusran. Bupati PPU periode 2003-2008 dan 2013-2018 itu menyebut, Gerindra bakal memastikan pasangannya awal Januari 2018.
Termasuk surat rekomendasi dari DPP Partai Gerindra yang bakal dikantonginya. Dia pun berjanji akan melakukan deklarasi sepekan sebelum pendaftaran pasangan yang dijadwalkan akan dibuka 8 hingga 10 Januari 2018. ”Nanti akan kami deklarasikan awal tahun 2018,” tegasnya. (luk)