Dunia bisnis memang tak mengenal usia. Tua-muda bisa menjalaninya, asal dibarengi tekad yang kuat. Seperti yang dicontohkan Winda, mahasiswa asal Sangatta yang kaya kreasi dan inovasi.
Lela Ratu Simi, Sangatta
BERSTATUS sebagai mahasiswa, tak membuat Winda setengah-setengah terjun di dunia bisnis. Gadis kelahiran Grobogan, 18 November 1996 silam itu berhasil menorehkan prestasi di bidang kuliner sehat berkat kreasi minuman sehat dari belimbing wuluh.
Di usianya yang masih 22 tahun ini, mahasiswi Diploma 4 Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta ini memulai karir bisnisnya dengan mengikuti sejumlah ajang perlombaan. Tak kunjung menang, bukan berarti membuatnya patah arang. Tapi wanita berhijab ini semakin yakin bahwa ia bisa sukses di kampung orang untuk Kutim.
Saat disambangi di kediamannya di jalan APT Pranoto Sangatta Utara ini, ia menjabarkan proses pembuatan minuman belimbing wuluh, selain itu dirinyapun memaparkan khasiat yang terkandung di dalam minuman yang ia racik.
Untuk tujuan awal buat minuman ini, menurut Winda, bermula dari keperluan lomba yang bertemakan belimbing wuluh. Sedangkan untuk tujuan dirinya memasarkan produk itu, karena melihat produk ini sangat potensial dan banyak sekali belimbing wuluh yang terbuang. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dalam pengelolaannya.
“Ini minuman sehat, saya ciptakan dan pernah diikutkan lomba. Tidak menyangka, ternyata meraih juara lima se Yogyakarta. Bangganya lagi dinilai langsung oleh Chef Juna dari Masterchef,” ujarnya, Jumat (17/11).
Mampu meredakan rasa nyeri pada haid, merupakan keunggulan dari produk minuman yang ia ciptakan. Mengingat banyak wanita yang mengeluhkan dan belum mengetahui obat alami yang pas. Selain itu, lanjutnya, minuman inipun mampu mencegah penyakit
Belimbing wuluh mengandung banyak vitamin B, C , antioksidan dan bermanfaat untuk tubuh manusia. Bisa sebagai pereda sariawan bahkan untuk diet.
“Biasanya kalau nyeri haid tidak boleh mengkonsumsi obat sembarangan, sehingga saya cari alternatif lain dari bahan alami. Saya jual dengan harga berkisar Rp 7-10 ribu,” paparnya.
Wanita berhijab ini menceritakan sejumlah pengalamannya, terlebih tentang sakit yang dialaminya. Hal itu menjadi motivasi penguat bagi dirinya untuk bangkit dan tidak kalah pada keadaan.
“Saya optimistis produk ini bisa menjadi obat alami untuk membantu sejumlah keluhan penyakit,” terangnya.
Dia berharap produk buatannya dapat menjadi oleh-oleh khas Kutim dan terus bermanfaat bagi masyarakat daerah. Selain itu, ia menginginkan minuman tersebut bisa bermanfaat untuk orang lain, serta meningkatkan konsumsi belimbing wuluh untuk masyarakat Kutim. Mengingat manfaatnya yang banyak.
“Dapat membantu meningkatkan harga jual belimbing wuluh, dan membantu problematika wanita. Semoga dapat dikomersilkan untuk menjadi salah satu produk unggulan Kutim dan memacu semangat anak muda dalam berkreasi,” harapnya. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post