bontangpost.id – Pertamina memastikan tetap menyalurkan jenis BBM tertentu (JBT) solar ke sejumlah SPBU di Bontang. Area Manager Communication, Relation, dan CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria mengklaim tidak ada penurunan kuota hingga akhir tahun. Meskipun sebenarnya jumlah realisasi penyaluran dari BPH Migas untuk tahun ini mendekati ambang batas kouta yang ditetapkan.
“Pertamina akan tetap menyalurkan bahan bakar solar sesuai dengan kuota dan ketentuan yang berlaku,” kata Susanto.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan dinas terkait sejauh ini. Agar distribusi produk subsidi tepat sasaran. Diketahui peruntukkan solar JBT mengacu Perpres 191/2014. Ia menyebutkan penurunan level PPKM menjadikan aktivitas masyarakat kembali bergeliat. Terutama dalam era normal baru.
Kondisi ini menyebabkan permintaan BBM ikut meningkat. Disinggung mengenai ketersediaan BBM jenis tersebut, ia memastikan aman. “Penyaluran JBT solar diperlukan pengawasn semua pihak agar tepat sasaran,” ucapnya.
Diketahui realisasi penyaluran solar mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2020 angkanya mencapai 13.532 kiloliter. Sementara hingga Oktober tahun ini realisasi mencapai 13.596 kiloliter.
Diberitakan sebelumnya, tiap hari kendaraan bermuatan besar memadati bahu jalan dekat area SPBU. Para sopir mengantre untuk mendapatkan solar bersubsidi. Akibatnya ruas jalan menjadi menyempit.
Menanggapi itu, Kasubbag Perekonomian Setkot Bontang Taufik mengatakan kuota suplai solar pada tahun ini mendekati ambang batas pemberian. Dijelaskan dia, kuota 2021 untuk solar bersubsidi dijatah oleh Pertamina sebanyak 16.106 kiloliter. Hingga September realiasasi yang telah disalurkan mencapai 12.076 kiloliter. Artinya sisa kuota tinggal 4.032 kiloliter. Sementara prognosa atau rincian kebutuhan di tahun ini dikalkulasi mencapai 102 persen. Atau melebihi kuota.
Meski demikian, kini Pertamina tetap memasok solar. Kendati jumlahnya tidak sebanyak bulan sebelumnya. Rencana, Pemkot mengajukan penambahan kuota kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (Migas). Taufik menjelaskan angka yang diajukan belum bisa disebutkan. Lantaran Bagian Ekonomi Setkot akan melakukan penghitungan untuk kebutuhan dua bulan ini.
“Kami harus hitung dulu untuk November dan Desember. Sejatinya tidak mengajukan tidak apa-apa karena mereka (Pertamina) tetap pasok. Tetapi kami upayakan untuk menambah,” ucapnya.
Anggota Komisi II DPRD Nursalam mengatakan meminta Pemkot Bontang untuk segera mengambil langkah sigap. Bentuknya dengan bersurat kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas.
“Segera ajukan saja untuk penambahan kuota. Itu opsi utamanya,” kata wakil rakyat yang akrab disapa Salam ini.
Menurutnya sebenarnya kuota untuk kendaraan Bontang yang dipasok selama ini cukup. Hanya, ada tambahan kendaraan yang ikut mengantre dari luar Kota Taman. Seperti kendaraan operasional dari dua perusahaan yang beroperasi di Bontang Lestari.
“Sebenarnya kuota dengan jumlah kendaraan yang ada khusus Bontang itu mencukupi. Saat ini kurang sebab banyak kendaraan dari luar yang masuk. Jadi siapa cepat dia yang dapat,” ucapnya.
Akan tetapi politikus Partai Golkar ini juga menyoroti antrean kendaraan untuk mendapatkan bahan bakar di kawasan tertib lalu lintas. Terutama Jalan Brigjen Katamso. “Namanya KTL itu tidak melihat karena antre. Apapun alasannya tidak boleh parkir di badan jalan,” tutur dia.
Tentunya ini merupakan tugas dari kepolisian untuk bertindak tegas. Persoalannya sejak malam sudah parkir menunggu pengiriman solar masuk ke SPBU. Dipandangnya aturan tidak melihat lex spesialis. Di KTL itu tertera zero tolerance. Artinya tidak boleh ada pelanggaran.
“Kalau pihak bertugas tidak memberi sanksi itu ya sudah cabut saja aturannya. Atau geser KTL hingga depan PDAM Tirta Taman. Karena di simpang tiga RSIB itu tempat mereka antre. Jika konsisten dengan aturan,” sebutnya. (*/ak)