Pada 2011 lalu, ketika masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Muh. Syarifuddin sudah terbiasa membantu dan mendampingi masyarakat di Samarinda.
UFQIL MUBIN, Samarinda
DITEMUI Metro Samarinda, Kamis (1/11) kemarin, di kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kaltim, Syarifuddin mengisahkan, masih segar dalam ingatannya ketika mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak parah di Kecamatan Palaran, Samarinda Seberang, dan Loa Janan Ilir.
“Pada saat itu kami melakukan demonstrasi. Meminta pemkot memperbaiki jalan yang sudah lama dikeluhkan masyarakat,” jelasnya.
Selang beberapa hari setelah aksi demonstrasi yang dipelopori organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Samarinda itu, pemkot mengambil kebijakan. Tak disangka, lewat desakan dan advokasi itu, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan tersebut.
“Dari situ saya merasa bangga. Perjuangan mahasiswa itu sangat bermanfaat untuk masyarakat. Saya jadi yakin, berjuang untuk masyarakat itu perlu langkah-langkah politik,” katanya.
Pria kelahiran 9 Maret 1991 berpendapat, ada banyak masalah sosial, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan yang dihadapi masyarakat Samarinda. Salah satunya, ketimpangan pembangunan antara Samarinda Kota dan Samarinda Seberang.
Menurutnya, Samarinda Kota terpacu pembangunannya karena menjadi pusat pemerintahan dan bisnis. Sementara Samarinda Seberang, tertinggal disebabkan perputaran ekonomi tidak terlalu tinggi.
“Begitu juga dengan infrastruktur jalan dan fasilitas umum lainnya. Di Palaran, Samarinda Seberang, dan Loa Janan itu dibutuhkan anggaran besar dan kemauan kuat pemerintah untuk mengejar ketinggalan yang ada,” imbuhnya.
Anak kedua dari empat bersaudara itu menilai, saat ini peran anggota legislatif menginisiasi dan mendorong alokasi anggaran pembangunan untuk Samarinda Seberang belum maksimal. Hal itu tergambar jelas selama empat tahun anggota legislatif periode 2014-2019 mewakili rakyat di Samarinda Seberang.
“Mengapa masih banyak infrastruktur jalan yang rusak, masyarakat yang hidup di bawah standar kehidupan layak, dan kemampuan mereka masih sangat jauh dari harapan? Ini tidak lain karena lemahnya dorongan dari legislatif,” tuturnya.
Anak dari Sarbini dan Asni ini menegaskan, fungsi kontrol, penganggaran, dan legislasi yang dimiliki anggota dewan sangat penting untuk mendorong perubahan dan pembangunan masyarakat di tiga kecamatan tersebut.
Tanpa itu, pemkot tidak akan menjalankan tugasnya dengan baik. Pun demikian, fungsi itu harus diimbangi dengan peran maksimal untuk menegaskan keberpihakan anggota dewan dalam pembuat formulasi penganggaran lewat anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang berpihak pada kepentingan rakyat.
“Dari sini dapat kita lihat, ada sesuatu yang kurang selama periode pemerintahan yang berjalan ini. Salah satu persoalannya, anggota dewan belum benar-benar berpihak pada hajat hidup masyarakat,” terangnya.
Berbekal pengalaman di organisasi mahasiswa, kedekatan dengan masyarakat, pemahaman yang memadai terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat, Syarifuddin tak minder bersaing dengan politisi-politisi senior yang telah berkiprah dalam jagat politik lokal.
Dia yakin, kepercayaan rakyat terhadap anak muda yang memiliki visi yang jauh ke depan, menjadi modal dasar untuk mengabdi pada masyarakat di Kecamatan Samarinda Seberang, Palaran, dan Loa Janan Ilir.
“Saya optimistis bisa bersaing dengan mereka yang sudah lama berada di dunia politik. Saya kira persaingan politik itu bukan tentang lebih dulu atau belakangan berkiprah, tetapi siapa yang dipercaya oleh rakyat, itulah yang memenangkan persaingan,” tuturnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post