Sejak diresmikan pada 6 Agustus lalu, Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) dihinggapi masalah. Pasar semimodern itu dinilai tidak seperti ekspektasi yang dibayangkan.
bontangpost.id – Dimulai dari sepinya pembeli. Terutama dialami pedagang sembako. Mereka menilai ditaruh di tempat yang salah. Lantai 3. Pedagang mengklaim pembeli enggan naik. Ditambah pula persaingan dengan pedagang yang berada di pinggir jalan.
“Sepi kasihan. Yang ramai cuma dekat-dekat tangga saja,” kata Rahman, salah satu pedagang sembako, beberapa waktu lalu.
Rahman bahkan memilih untuk menyewa tempat di luar Pasar Tamrin. Agar barang dagangannya tetap laku. Meski dengan harga sewa yang lebih membuat kantong cekak. Sampai Rp 50 juta per tahun.
Masalah lain, setelah 36 hari sejak diresmikan plafon di lantai 4 ambruk. Alasan kontrakor, karena hujan deras dan angin kencang. Gedung ini memang masih dalam masa perawatan PT Sasmito selaku, pihak ketiga. Sampai Desember nanti.
Ambruknya plafon terjadi Jumat (11/9) sekira pukul 09.00. Ketika hujan berangsur reda. “Langsung ambruk. Kaget orang di pasar,” ujar Hamka, pengawas lapangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Hamka, kala disambangi di lokasi kejadian.
Titik kerusakan terparah berada tepat di depan Kantor UPT Pasar. Sementara di lantai 4A, plafon juga ambruk. Meski tidak separah di lantai 4. “Dalam kantor kami (UPT Pasar, Red) juga mulai basah itu plafonnya. Air merembes, enggak lama ambruk juga,” ungkapnya.
Sementara, petugas maintanance yang ditunjuk PT Sasmit Ismail mengatakan, akibat hujan deras disertai angin kencang pagi tadi, atap pasar yang bermaterial seng, sedikit lepas dari rangka. Hingga rembesan air membasahi plafon dan akhirnya ambruk.
PT Sasmito berjanji akan memperbaiki kerusakan ini selekas mungkin. “Ini kami lagi amati. Dari kontraktor siap perbaiki segera,” pungkasnya.
Di samping itu, pelataran parkir disebut turut kebanjiran. Namun itu dibantah oleh Kasubag Umum dan Tata Usaha (TU) UPT Pasar, Abdul Malik Rifai. Dia menyebut yang disangka publik sebagai banjir itu sejatinya hanya genangan.
Dia melanjutkan, posisi genangan juga bukan di parkiran. Tapi tepat di gerbang masuk dan keluar pelataran parkir. Kedua titik tersebut tergenang lantaran posisinya memang rendah.
“Itu kan memang rendah. Jadi ketika hujan turun agak menggenang memang,” bebernya.
Biasanya, kata Malik, genangan air lekas surut. Bahkan hanya dalam tempo sejam. Namun, karena hujan yang mengguyur Bontang kemarin pagi cukup lebat, maka genangan tertahan lebih lama. “Ada saluran air di bawahnya itu, tidak ada masalah,” beber Malik.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post