BONTANG – Warga Sidrap meminta perhatian dari manajemen PT Pupuk Kaltim, PT Kaltim Daya Mandiri (KDM), PT Kaltim Methanol Industri (KMI), PT Kaltim Parna Indutri (KPI), PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI), dan PT Kaltim Industrial Estate (KIE) dalam rapat dengar pendapat yang digelar oleh Komisi I DPRD Bontang. Perhatian yang warga Sidrap minta terkait dengan permohonan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Rapat tersebut dipimpin oleh ketua Komisi I DPRD Bontang, Agus Haris.
Perwakilan warga Sidrap mengemukakan, ada beberapa masjid yang butuh sarana dan perbaikan terutama menjelang Idulfitri. Ada dua masjid yang memohon bantuan dari PT PKT dan anak perusahaannya, yakni Masjid Al Ikhlas dan Al Hijrah. Mereka mengeluhkan kurangnya perhatian dari beberapa perusahaan tersebut. “Daerah kami dilewati jalan pipa ke perusahaan, tetapi dari tujuh Rukun Tetangga (RT) yang membangun Masjid AL-Hijrah, belum pernah dibantu oleh perusahaan,” Ujar Edi perwakilan warga Sidrap.
Beberapa Perusahaan mengungkapkan, alasan belum bisa memberikan dana CSR dikarenakan wilayah Sidrap tidak masuk forum CSR dan Buffer Zone. Tidak bisa masuknya warga Sidrap ke forum CSR dikarenakan status tapal batas yang berada di wilayah Kutai Timur.
“Bukan tidak mau membantu tetapi kebijakan terkai budgeting harus dibahas dulu dalam Badan Koordinasi Kehumasan Masyarakat (Bakohumas),” terang Tatak, Manajemen PT KMI.
Sementara itu, Syamsuddin Balha manajemen dari PT Pupuk Kaltim mengungkapkan solusi untuk menampung aspirasi warga Sidrap harus menggunakan data sebagai landasan perusahaan dalam menentukan kebijakan. “Mohon segera memasukkan data berupa proposal sebagai bahan kami. Mengenai CSR kami tidak bisa, tetapi ada jalan lain bantuan tersebut bisa turun yakni dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Namun, mengenai besaran jumlah bantuan tidak sebesar CSR. Kalau hanya pembelian karpet atau sound system bisa masuk PKBL,” terangnya.
Sementara itu anggota Komisi I DPRD Bontang, Setyoko Waluyo meminta empat item kepada PT Pupuk Kaltim dan anak perusahaannya. Pertama, mengadakan buka bersama dengan para ulama. Kedua, berkomunikasi dengan guru-guru binaan Baiturrahman terkait Tunjangan Hari Raya (THR). Ketiga, Safari Ramadan dibagi dalam tiga zona untuk mempermudah jangkauan. Keempat, berkaitan dengan acara pembagian sembako supaya diatur dengan baik. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post